Abdurrahman
Bin Auf
“Semoga Allah Memberkahi Harta yang Kau Berikan. Semoga Allah
Memberkahi Harta yang Kau Simpan.” (Salah Satu Do’a Rasulullah
Kepadanya)
Dia adalah salah satu dari 8 orang yang pertama kali masuk ke dalam
Islam. Ia juga termasuk 10 orang yang dijamin masuk surga. Dia juga salah
satu dari 6 orang ahli syura pada hari pemilihan khalifah setelah Umar Al
Faruq. ………
Namanya pada masa jahiliah adalah Abdu Amrin. Saat ia masuk Islam
Rasulullah Saw memanggilnya dengan Abdurrahman. Inilah Abdurrahman
bin auf ra.
%%%
Abdurrahman bin Auf masuk Islam sebelum Rasulullah Saw masuk ke
rumah Al Arqam81, dan itu terjadi setelah 2 hari Abu Bakar memeluk Islam.
Ia juga merasakan penyiksaan seperti yang dirasakan oleh kaum
muslimin pada saat itu, dan ia mampu menghadapinya dengan sabar dan
teguh. Ia menyelamatkan agamanya dengan melarikan diri ke Habasyah
sebagaimana yang dilakukan oleh kaum muslimin lainnya.
Saat Rasul Saw diizinkan untuk berhijrah ke Madinah, Abdurrahman
termasuk orang muhajirin pertama yang berhijrah karena Allah dan RasulNya.
Saat Rasulullah Saw menjadikan kaum Muhajirin dan Anshar
bersaudara maka Beliau menjadikan Abdurrahman bin Auf sebagai saudara
Sa’d bin Rabi’ Al Anshary82 ra. Sa’d berkata kepada saudara barunya
Abdurrahman bin Auf: “Saudaraku, aku adalah penduduk Madinah yang
paling banyak hartanya. Aku memiliki 2 kebun, dan aku punya dua istri.
Pilihlah kebun mana yang kau sukai sehingga aku memberikannya
padamu. Dan pilihlah istriku yang mana yang kau sukai agar aku
mentalaknya untukmu!”
Abdurrahman lalu berkata kepada saudara barunya yang berasal dari
suku Anshar: “Semoga Allah memberkahi keluarga dan hartamu. Tetapi,
Memberkahi Harta yang Kau Simpan.” (Salah Satu Do’a Rasulullah
Kepadanya)
Dia adalah salah satu dari 8 orang yang pertama kali masuk ke dalam
Islam. Ia juga termasuk 10 orang yang dijamin masuk surga. Dia juga salah
satu dari 6 orang ahli syura pada hari pemilihan khalifah setelah Umar Al
Faruq. ………
Namanya pada masa jahiliah adalah Abdu Amrin. Saat ia masuk Islam
Rasulullah Saw memanggilnya dengan Abdurrahman. Inilah Abdurrahman
bin auf ra.
%%%
Abdurrahman bin Auf masuk Islam sebelum Rasulullah Saw masuk ke
rumah Al Arqam81, dan itu terjadi setelah 2 hari Abu Bakar memeluk Islam.
Ia juga merasakan penyiksaan seperti yang dirasakan oleh kaum
muslimin pada saat itu, dan ia mampu menghadapinya dengan sabar dan
teguh. Ia menyelamatkan agamanya dengan melarikan diri ke Habasyah
sebagaimana yang dilakukan oleh kaum muslimin lainnya.
Saat Rasul Saw diizinkan untuk berhijrah ke Madinah, Abdurrahman
termasuk orang muhajirin pertama yang berhijrah karena Allah dan RasulNya.
Saat Rasulullah Saw menjadikan kaum Muhajirin dan Anshar
bersaudara maka Beliau menjadikan Abdurrahman bin Auf sebagai saudara
Sa’d bin Rabi’ Al Anshary82 ra. Sa’d berkata kepada saudara barunya
Abdurrahman bin Auf: “Saudaraku, aku adalah penduduk Madinah yang
paling banyak hartanya. Aku memiliki 2 kebun, dan aku punya dua istri.
Pilihlah kebun mana yang kau sukai sehingga aku memberikannya
padamu. Dan pilihlah istriku yang mana yang kau sukai agar aku
mentalaknya untukmu!”
Abdurrahman lalu berkata kepada saudara barunya yang berasal dari
suku Anshar: “Semoga Allah memberkahi keluarga dan hartamu. Tetapi,
tunjukkan
kepadaku di mana pasar!” Sa’d lalu menunjukkan Abdurahman,
dan ia mulai berdagang sehingga mendapatkan keuntungan dan ia tabung
keuntungan tersebut.
Tidak lama berselang, ia sudah dapat mengumpulkan uang sebagai
mahar pengantin dan ia pun menikah. Maka datanglah Rasulullah Saw
dengan membawa minyak wangi dan Beliau berkata: “Mahyam83, ya
Abdurrahman!” Ia menjawab: “Aku menikah.” Rasul bertanya: “Mahar apa
yang kau berikan kepada istrimu?” Ia menjawab: “Emas seberat atom.”
Rasul Saw bersabda: “Buatlah walimah meski hanya dengan seekor domba.
Semoga Allah memberkahi hartamu!”
Abdurrahman berkata: Sepertinya dunia mendatangiku sehingga aku
merasa bila aku mengangkat sebuah batu, maka aku menduga bahwa aku
akan menemukan emas atau perak di bawahnya.
%%%
Pada peristiwa Badr, Abdurrahman bin Auf berjihad dengan sungguhsungguh di jalan Allah Swt, dan ia berhasil membunuh musuh Allah yang
bernama Umair bin Utsman bin Ka’b At Taimy.
Pada perang Uhud, ia termasuk orang yang teguh berjuang, dan tetap
tak bergeming saat banyak orang yang lari takut kalah. Ia keluar dari
perang dan pada tubuhnya terdapat lebih dari 20 luka. Sebagian dari luka
tersebut amat dalam yang dapat dimasuki tangan seseorang.
Akan tetapi jihad Abdurrahman yang dilakukan dengan jiwa lebih
sedikit dengan jihadnya yang ia lakukan dengan harta.
Suatu saat Rasulullah Saw hendak memberangkatkan sebuah pasukan.
Ia berdiri dihadapan para sahabatnya dan bersabda: “Bersedekahlah kalian,
sebab aku akan mengirimkan utusan!”
Abdurrahman lalu pulang ke rumah dan kembali lagi dengan segera. Ia
berkata: “Ya Rasulullah, aku mempunyai 4000: Dua ribu aku pinjamkan
kepada Tuhanku, dan dua ribu lagi aku sisakan untuk keluargaku.”
Rasulullah Saw lalu bersabda: “Semoga Allah memberkahi harta yang
kau berikan dan semoga Ia memberkahi harta yang kau simpan!”
%%%
Saat Rasul saw berniat melakukan perang Tabuk –perang ini adalah
perang terakhir yang Beliau lakukan dalam hidupnya- kebutuhan terhadap
harta saat itu sama dengan kebutuhan jumlah pasukan. Pasukan Romawi
saat itu berjumlah dan berbekal banyak. Padahal tahun itu di Madinah
sedang paceklik. Perjalanan yang mereka lalui amat panjang. Biaya mereka
sedikit. Kendaraan juga sedikit sehingga ada sekelompok mukminin datang
dan ia mulai berdagang sehingga mendapatkan keuntungan dan ia tabung
keuntungan tersebut.
Tidak lama berselang, ia sudah dapat mengumpulkan uang sebagai
mahar pengantin dan ia pun menikah. Maka datanglah Rasulullah Saw
dengan membawa minyak wangi dan Beliau berkata: “Mahyam83, ya
Abdurrahman!” Ia menjawab: “Aku menikah.” Rasul bertanya: “Mahar apa
yang kau berikan kepada istrimu?” Ia menjawab: “Emas seberat atom.”
Rasul Saw bersabda: “Buatlah walimah meski hanya dengan seekor domba.
Semoga Allah memberkahi hartamu!”
Abdurrahman berkata: Sepertinya dunia mendatangiku sehingga aku
merasa bila aku mengangkat sebuah batu, maka aku menduga bahwa aku
akan menemukan emas atau perak di bawahnya.
%%%
Pada peristiwa Badr, Abdurrahman bin Auf berjihad dengan sungguhsungguh di jalan Allah Swt, dan ia berhasil membunuh musuh Allah yang
bernama Umair bin Utsman bin Ka’b At Taimy.
Pada perang Uhud, ia termasuk orang yang teguh berjuang, dan tetap
tak bergeming saat banyak orang yang lari takut kalah. Ia keluar dari
perang dan pada tubuhnya terdapat lebih dari 20 luka. Sebagian dari luka
tersebut amat dalam yang dapat dimasuki tangan seseorang.
Akan tetapi jihad Abdurrahman yang dilakukan dengan jiwa lebih
sedikit dengan jihadnya yang ia lakukan dengan harta.
Suatu saat Rasulullah Saw hendak memberangkatkan sebuah pasukan.
Ia berdiri dihadapan para sahabatnya dan bersabda: “Bersedekahlah kalian,
sebab aku akan mengirimkan utusan!”
Abdurrahman lalu pulang ke rumah dan kembali lagi dengan segera. Ia
berkata: “Ya Rasulullah, aku mempunyai 4000: Dua ribu aku pinjamkan
kepada Tuhanku, dan dua ribu lagi aku sisakan untuk keluargaku.”
Rasulullah Saw lalu bersabda: “Semoga Allah memberkahi harta yang
kau berikan dan semoga Ia memberkahi harta yang kau simpan!”
%%%
Saat Rasul saw berniat melakukan perang Tabuk –perang ini adalah
perang terakhir yang Beliau lakukan dalam hidupnya- kebutuhan terhadap
harta saat itu sama dengan kebutuhan jumlah pasukan. Pasukan Romawi
saat itu berjumlah dan berbekal banyak. Padahal tahun itu di Madinah
sedang paceklik. Perjalanan yang mereka lalui amat panjang. Biaya mereka
sedikit. Kendaraan juga sedikit sehingga ada sekelompok mukminin datang
kepada Rasulullah
Saw yang meminta Beliau untuk mengadakan kendaraan
yang dapat membawa mereka ikut serta dalam jihad. Namun Rasulullah
Saw menolak permintaan mereka, sebab mereka tidak memiliki kendaraan
untuk membawa mereka ke sana. Maka mereka pun kembali dengan mata
berlinang karena merasa sedih sebab mereka tidak memiliki apapun juga
yang bisa diinfaqkan. Mereka itu dikenal dengan orang-orang yang
menangis. Dan pasukan inipun dikenal dengan pasukan ‘susah.’
Saat itu Rasulullah Saw memerintahkan mereka untuk berinfaq di jalan
Allah dan memohon balasannya kepada Allah. Maka kaum muslimin
bersegera dalam menjawab seruan Rasulullah Saw, dan salah satu orang
yang melakukan sedekah saat itu adalah Abdurrahman bin Auf. Ia
bersedekah dengan 200 awqiyah dari emas. Umar bin Khattab lalu berkata
kepada Nabi Saw: “Menurutku, Abdurrahman bin Auf telah berbuat dosa,
sebab ia tidak menyisakan apapun untuk keluarganya…” Rasulullah Saw
lalu bertanya kepada Abdurrahman bin Auf: “Apakah engkau telah
menyisakan harta untuk keluargamu, ya Abdurrahman?”
Ia menjawab: “Ya. Aku telah sisakan untuk mereka lebih dari apa yang
telah aku infaqkan dan lebih baik.”
Rasul bertanya: “Berapa?” Ia menjawab: “Sebanyak apa yang telah
Allah dan Rasul-Nya janjikan dari rizqi, kebaikan dan balasan.”
%%%
Pasukan ini lalu berangkat ke Tabuk… Di sana Allah Swt memberikan
Abdurrahman bin Auf kemuliaan yang belum pernah diterima oleh
muslimin lainnya. Waktu shalat sudah tiba, sedang Rasulullah Saw tidak
ada. Maka Abdurrahman bin Auf menjadi imam bagi kaum muslimin saat
itu. Hampir saja mereka menyelesaikan raka’at pertama, maka Rasulullah
Saw menyusul mereka dalam jamaah. Beliau mengikuti shalat
Abdurrahman bin Auf dan berada dibelakangnya…
Apakah ada kemuliaan yang melebihi seseorang yang menjadi imam
bagi pemimpin seluruh makhluk sekaligus pemimpin para Nabi, yaitu
Muhammad bin Abdullah?!!
%%%
Setelah Rasulullah Saw kembali ke pangkuan Tuhannya, Abdurrahman
bin Auf mencukupi segala kebutuhan Ummahatul Mukminin (para istri
Rasulullah Saw)… Ia berangkat bersama mereka bila mereka bepergian.
Berhaji, jika mereka melaksanakan haji. Ia membuat pada sekudup84
mereka kain hijau untuk berteduh yang biasa dipakai oleh orang-orang
tertentu. Ia akan menemani mereka berhenti di tempat yang mereka sukai.
yang dapat membawa mereka ikut serta dalam jihad. Namun Rasulullah
Saw menolak permintaan mereka, sebab mereka tidak memiliki kendaraan
untuk membawa mereka ke sana. Maka mereka pun kembali dengan mata
berlinang karena merasa sedih sebab mereka tidak memiliki apapun juga
yang bisa diinfaqkan. Mereka itu dikenal dengan orang-orang yang
menangis. Dan pasukan inipun dikenal dengan pasukan ‘susah.’
Saat itu Rasulullah Saw memerintahkan mereka untuk berinfaq di jalan
Allah dan memohon balasannya kepada Allah. Maka kaum muslimin
bersegera dalam menjawab seruan Rasulullah Saw, dan salah satu orang
yang melakukan sedekah saat itu adalah Abdurrahman bin Auf. Ia
bersedekah dengan 200 awqiyah dari emas. Umar bin Khattab lalu berkata
kepada Nabi Saw: “Menurutku, Abdurrahman bin Auf telah berbuat dosa,
sebab ia tidak menyisakan apapun untuk keluarganya…” Rasulullah Saw
lalu bertanya kepada Abdurrahman bin Auf: “Apakah engkau telah
menyisakan harta untuk keluargamu, ya Abdurrahman?”
Ia menjawab: “Ya. Aku telah sisakan untuk mereka lebih dari apa yang
telah aku infaqkan dan lebih baik.”
Rasul bertanya: “Berapa?” Ia menjawab: “Sebanyak apa yang telah
Allah dan Rasul-Nya janjikan dari rizqi, kebaikan dan balasan.”
%%%
Pasukan ini lalu berangkat ke Tabuk… Di sana Allah Swt memberikan
Abdurrahman bin Auf kemuliaan yang belum pernah diterima oleh
muslimin lainnya. Waktu shalat sudah tiba, sedang Rasulullah Saw tidak
ada. Maka Abdurrahman bin Auf menjadi imam bagi kaum muslimin saat
itu. Hampir saja mereka menyelesaikan raka’at pertama, maka Rasulullah
Saw menyusul mereka dalam jamaah. Beliau mengikuti shalat
Abdurrahman bin Auf dan berada dibelakangnya…
Apakah ada kemuliaan yang melebihi seseorang yang menjadi imam
bagi pemimpin seluruh makhluk sekaligus pemimpin para Nabi, yaitu
Muhammad bin Abdullah?!!
%%%
Setelah Rasulullah Saw kembali ke pangkuan Tuhannya, Abdurrahman
bin Auf mencukupi segala kebutuhan Ummahatul Mukminin (para istri
Rasulullah Saw)… Ia berangkat bersama mereka bila mereka bepergian.
Berhaji, jika mereka melaksanakan haji. Ia membuat pada sekudup84
mereka kain hijau untuk berteduh yang biasa dipakai oleh orang-orang
tertentu. Ia akan menemani mereka berhenti di tempat yang mereka sukai.
Itulah
kisah hidup Abdurrahman bin Auf dan kepercayaan para
Ummahatul Mukminin kepadanya yang dapat ia banggakan.
%%%
Kebaikan Abdurrahman terhadap kaum muslimin dan Ummahatul
Mukminin bahkan membuatnya menjual tanah miliknya seharga 1000
dinar. Ia bagikan semua uang itu kepada Bani Zuhra, orang-orang faqir
dari golongan Muhajirin, dan para istri Nabi Saw. Saat ia mengirimkan
bagian harta tersebut untuk Ummul Mukminin Aisyah ra. Aisyah bertanya:
“Siapakah yang mengirimkan harta ini?” Ada yang mengatakan kepadanya:
“Abdurrahman bin Auf.” Kemudian Aisyah berkata: Rasulullah Saw pernah
bersabda: “Tidak ada orang yang bersimpati kepada kalian setelah aku mati
kecuali mereka orang-orang yang sabar.”
%%%
Do’a Nabi Saw dikabulkan sehingga Abdurrahman bin Auf
mendapatkan keberkahan pada hartanya. Perdagangan Abdurrahman bin
Auf terus berkembang dan bertambah. Kafilah miliknya terus-menerus
pergi dan kembali ke Madinah dengan membawa gandum, tepung, minyak,
pakaian, bejana, minyak wangi dan semua kebutuhan masyarakat
Madinah.
%%%
Suatu hari datanglah kafilah Abdurrahman bin Auf ke Madinah yang
terdiri dari 700 kendaraan. Ya, 700 kendaraan yang membawa makanan,
barang-barang yang dibutuhkan oleh penduduk Madinah.
Begitu kafilah ini memasuki Madinah, maka bumi terasa bergoyang dan
terdengar sorak-sorai manusia. Aisyah ra bertanya: “Ada apa ramai-ramai
begini?” Ada orang yang menjawabnya: “Ini adalah kafilah Abdurrahman
bin Auf… 700 unta yang membawa, gandum, tepung dan makanan.”
Aisyah ra berkata: “Semoga Allah memberkahi harta yang telah ia
berikan di dunia demi ganjaran akhirat yang lebih besar.”
%%%
Sebelum unta-unta tersebut berhenti. Kabar tersebut telah sampai
kepada Abdurrahman bin Auf. Begitu telinganya mendengar apa yang
dikatakan Ummul Mukminin Aisyah, Abdurrahman segera menemui
Aisyah dan berkata: “Saksikanlah olehmu wahai Ummul Mukminin, bahwa
kafilah ini dengan seluruh isi dan petugasnya aku berikan di jalan Allah.
Ummahatul Mukminin kepadanya yang dapat ia banggakan.
%%%
Kebaikan Abdurrahman terhadap kaum muslimin dan Ummahatul
Mukminin bahkan membuatnya menjual tanah miliknya seharga 1000
dinar. Ia bagikan semua uang itu kepada Bani Zuhra, orang-orang faqir
dari golongan Muhajirin, dan para istri Nabi Saw. Saat ia mengirimkan
bagian harta tersebut untuk Ummul Mukminin Aisyah ra. Aisyah bertanya:
“Siapakah yang mengirimkan harta ini?” Ada yang mengatakan kepadanya:
“Abdurrahman bin Auf.” Kemudian Aisyah berkata: Rasulullah Saw pernah
bersabda: “Tidak ada orang yang bersimpati kepada kalian setelah aku mati
kecuali mereka orang-orang yang sabar.”
%%%
Do’a Nabi Saw dikabulkan sehingga Abdurrahman bin Auf
mendapatkan keberkahan pada hartanya. Perdagangan Abdurrahman bin
Auf terus berkembang dan bertambah. Kafilah miliknya terus-menerus
pergi dan kembali ke Madinah dengan membawa gandum, tepung, minyak,
pakaian, bejana, minyak wangi dan semua kebutuhan masyarakat
Madinah.
%%%
Suatu hari datanglah kafilah Abdurrahman bin Auf ke Madinah yang
terdiri dari 700 kendaraan. Ya, 700 kendaraan yang membawa makanan,
barang-barang yang dibutuhkan oleh penduduk Madinah.
Begitu kafilah ini memasuki Madinah, maka bumi terasa bergoyang dan
terdengar sorak-sorai manusia. Aisyah ra bertanya: “Ada apa ramai-ramai
begini?” Ada orang yang menjawabnya: “Ini adalah kafilah Abdurrahman
bin Auf… 700 unta yang membawa, gandum, tepung dan makanan.”
Aisyah ra berkata: “Semoga Allah memberkahi harta yang telah ia
berikan di dunia demi ganjaran akhirat yang lebih besar.”
%%%
Sebelum unta-unta tersebut berhenti. Kabar tersebut telah sampai
kepada Abdurrahman bin Auf. Begitu telinganya mendengar apa yang
dikatakan Ummul Mukminin Aisyah, Abdurrahman segera menemui
Aisyah dan berkata: “Saksikanlah olehmu wahai Ummul Mukminin, bahwa
kafilah ini dengan seluruh isi dan petugasnya aku berikan di jalan Allah.
Do’a
Rasulullah Saw kepada Abdurrahman bin Auf agar Allah berkenan
memberkahi dirinya selagi hidup terus saja berlangsung, sehingga ia
menjadi sahabat Rasul Saw yang paling kaya dan yang paling banyak
memiliki harta… akan tetapi Abdurrahman bin Auf menjadikan seluruh
harta tadi demi mencari keridhaan Allah dan Rasul-Nya. Ia senantiasa
berinfaq dengan kedua tangannya baik yang kanan maupun kiri, dengan
sembunyi ataupun terang-terangan… sebagaimana ia pernah bersedekah
dengan 40 ribu dirham perak, kemudian ia bersedekah lagi dengan 40 ribu
dinar emas. Kemudian ia bersedekah lagi dengan 100 auqiyah emas. Ia
juga membawa para mujahidin dengan 500 kuda yang ia berikan.
Kemudian ia membekali 1500 mujahidin lainnya dengan kendaraan.
Saat Abdurrahman bin Auf menjelang wafat, ia membebaskan banyak
sekali budak-budaknya.
Ia berpesan untuk memberikan 400 dinar emas kepada Ahlu Badr yang
masih hidup. Maka mereka pun mengambil pemberian Abdurrahman ini
dan jumlah mereka saat itu mencapai 100 orang.
Ia juga berpesan untuk memberikan setiap Ummul Mukminin harta
yang banyak; sehingga Ummul Mukminin Aisyah ra seringkali berdo’a
untuk Abdurrahman yang berbunyi: “Semoga Allah Swt memberikannya
minuman dari air salsabil.”
Kemudian ia meninggalkan untuk ahli warisnya harta yang barangkali
tidak bisa terhitung lagi… karena ia mewariskan 1000 unta, 100 kuda dan
3000 domba. Istrinya berjumlah 4 orang sehingga mereka mendapatkan
seperempat dari seperdelapan85 yang masing-masing mereka mendapatkan
80 ribu.
Ia meninggalkan emas dan perak yang bertumpuk-tumpuk dan
dibagikan kepada seluruh ahli warisnya dengan cara memukulkannya
dengan kapak sehingga tangan orang-orang yang memotongnya kelelahan.
Semua itu terjadi karena do’a Rasulullah Saw agar Allah berkenan
memberkahi harta Abdurrahman bin Auf.
%%%
Akan tetapi harta yang ia miliki tidak membuat dirinya tergoda bahkan
tidak membuatnya berubah. Sehingga kebanyakan orang jika melihat
Abdurrahman bin Auf sedang bersama para budaknya, mereka tidak dapat
membedakan mana Abdurrahman dan mana para budaknya.
Suatu saat ia sedang mendapatkan makanan -padahal saat itu ia sedang
berpuasa- ia lalu melihat orang yang membawakan makanan tadi sambil
berkata: “Mus’ab bin Umair –yang lebih baik dariku- terbunuh, kami
mendapatinya tidak memiliki apa-apa selain kain kafan yang menutup
memberkahi dirinya selagi hidup terus saja berlangsung, sehingga ia
menjadi sahabat Rasul Saw yang paling kaya dan yang paling banyak
memiliki harta… akan tetapi Abdurrahman bin Auf menjadikan seluruh
harta tadi demi mencari keridhaan Allah dan Rasul-Nya. Ia senantiasa
berinfaq dengan kedua tangannya baik yang kanan maupun kiri, dengan
sembunyi ataupun terang-terangan… sebagaimana ia pernah bersedekah
dengan 40 ribu dirham perak, kemudian ia bersedekah lagi dengan 40 ribu
dinar emas. Kemudian ia bersedekah lagi dengan 100 auqiyah emas. Ia
juga membawa para mujahidin dengan 500 kuda yang ia berikan.
Kemudian ia membekali 1500 mujahidin lainnya dengan kendaraan.
Saat Abdurrahman bin Auf menjelang wafat, ia membebaskan banyak
sekali budak-budaknya.
Ia berpesan untuk memberikan 400 dinar emas kepada Ahlu Badr yang
masih hidup. Maka mereka pun mengambil pemberian Abdurrahman ini
dan jumlah mereka saat itu mencapai 100 orang.
Ia juga berpesan untuk memberikan setiap Ummul Mukminin harta
yang banyak; sehingga Ummul Mukminin Aisyah ra seringkali berdo’a
untuk Abdurrahman yang berbunyi: “Semoga Allah Swt memberikannya
minuman dari air salsabil.”
Kemudian ia meninggalkan untuk ahli warisnya harta yang barangkali
tidak bisa terhitung lagi… karena ia mewariskan 1000 unta, 100 kuda dan
3000 domba. Istrinya berjumlah 4 orang sehingga mereka mendapatkan
seperempat dari seperdelapan85 yang masing-masing mereka mendapatkan
80 ribu.
Ia meninggalkan emas dan perak yang bertumpuk-tumpuk dan
dibagikan kepada seluruh ahli warisnya dengan cara memukulkannya
dengan kapak sehingga tangan orang-orang yang memotongnya kelelahan.
Semua itu terjadi karena do’a Rasulullah Saw agar Allah berkenan
memberkahi harta Abdurrahman bin Auf.
%%%
Akan tetapi harta yang ia miliki tidak membuat dirinya tergoda bahkan
tidak membuatnya berubah. Sehingga kebanyakan orang jika melihat
Abdurrahman bin Auf sedang bersama para budaknya, mereka tidak dapat
membedakan mana Abdurrahman dan mana para budaknya.
Suatu saat ia sedang mendapatkan makanan -padahal saat itu ia sedang
berpuasa- ia lalu melihat orang yang membawakan makanan tadi sambil
berkata: “Mus’ab bin Umair –yang lebih baik dariku- terbunuh, kami
mendapatinya tidak memiliki apa-apa selain kain kafan yang menutup
kepalanya
namun kakinya terlihat. Jika kedua kakinya ditutup, maka
kepalanya akan muncul. Lalu Allah Swt membentangkan dunia kepadaku
sehingga seperti ini. Aku khawatir bila pahalaku sudah didahulukan
(diberikan di dunia).” Kemudian ia menangis dengan tersedu-sedu
sehingga makanan tersebut basi.
%%%
Beruntung sekali Abdurrahman bin Auf… Sebab Rasulullah Saw telah
menjaminnya masuk ke dalam surga. Pembawa jenazahnya hingga ke
peristirahatan terakhir adalah paman Rasul Saw yang bernama Sa’d bin Abi
Waqash. Dzu Nuraini Ustman Bin Affan juga turut mensholatkan
jenazahnya. Amirul Mukminin, Ali bin Abi Thalib turut mengiringi
jenazahnya sambil berkata: “Pergilah! Engkau telah menemukan
kebenarannya dan engkau telah meninggalkan tipu dayanya. Semoga Allah
merahmatimu!
kepalanya akan muncul. Lalu Allah Swt membentangkan dunia kepadaku
sehingga seperti ini. Aku khawatir bila pahalaku sudah didahulukan
(diberikan di dunia).” Kemudian ia menangis dengan tersedu-sedu
sehingga makanan tersebut basi.
%%%
Beruntung sekali Abdurrahman bin Auf… Sebab Rasulullah Saw telah
menjaminnya masuk ke dalam surga. Pembawa jenazahnya hingga ke
peristirahatan terakhir adalah paman Rasul Saw yang bernama Sa’d bin Abi
Waqash. Dzu Nuraini Ustman Bin Affan juga turut mensholatkan
jenazahnya. Amirul Mukminin, Ali bin Abi Thalib turut mengiringi
jenazahnya sambil berkata: “Pergilah! Engkau telah menemukan
kebenarannya dan engkau telah meninggalkan tipu dayanya. Semoga Allah
merahmatimu!
Kisah dan Teladan Sahabat rasul : Abdurrahman Bin Auf
Reviewed by kopi pancong
on
November 10, 2017
Rating:
No comments: